Sabtu, 09 Januari 2016

Mimpi - Pagi Yang Manis



Mimpi – Pagi yang Asing
NURUL HAMBALI

Pagi adalah awal dari perjalanan waktu yang menggambarkan sebuah kisah. Namun tak semua pagi yang aku lewati menjadi pagi yang manis. Saat pagi ini rasanya aku tak ingin terbangun dari mimpi malam tadi. Kenapa tidak, karena aku baru saja bermimpi dengan seseorang yang teramat berarti,teramat kucinta, seseorang yang tak mungkin tergantikan.
Dia adalah adalah almarhumah ibuku. Hampir satu tahun aku ditinggal ibu pergi selamanya dari kehidupanku. Bukan maksud tak ikhlas namun baru sebentar aku merasakan hangat pelukan ibu, manfaat nasehat ibu. Catatan harapanku dengan ibu perlahan pudar bahkan hampir lenyap. Tersenyum lebar bersading memakai toga dan berpose bareng didepan karangan bunga wisuda menghilang sudah. Aku adalah sulung dari tiga bersaudara yang selama ini aku jauh dari keluarga, aku belajar untuk mandiri sebelum benar-benar mandiri. Rasanya sama seperti pungguk yang merindukan bulan. Hari-hariku sepi tanpa nasehat ibu.
Hingga malam tadi aku mengulang kembali kenangan manis itu, yang sudah hampir 3 bulan aku tak merasakan hal tersebut. Mungkin aku terlalu fokus dengan hidup sekarang, hidup tanpa angan-angan. Aku menangis ketika aku tersadar semua itu hanya bunga tidur. Tapi perlahan aku sadar kenangan dengan ibu tak akan pernah terkikis oleh waktu, karena kenangan itu adalah sebuah harapan hari esok akan lebih baik jika aku memahami kenyataan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar