Senin, 11 Desember 2017

Like a People Crazy


When we feel fear of losing, and finally feel the loss. we realize that fear will come at any time. regardless of our feelings. one thing to remember, harder to hold than to let go. this film gives us, especially to me, loss of common sense is impossible, but lost the way it must be, but how we find that direction back, with a slightly insane process. but the process provides a lot of lessons, so losing direction is not something that purifies, melaikan something that makes us think how to find something.


#Thebookoflove #2017
film by : Bill Purple

Rabu, 08 November 2017

PEREMPUAN DAN KOLEKSI


By Nurul Hambali / 2017 / Bandung

            Perempuan makhluk ciptaan Tuhan ini memiliki banyak keunikan, keinginan hingga selera yang bervariatif. Gak lengkap rasanya kalau berbicara tentang perempuan tidak berbicara tentang koleksinya. Nah kali ini kita membahas salah koleksi perempuan yakni TAS. Tas merupakan harta permpuan yang paling berharga bagi setiap perempuan. Dan kalau berbicara tentang fashion, Tas merupakan harta yang sangat diburu oleh para perempuan. Karena tas merupakan fashion tambahan yang menjadi salah satu pusat perhatian. Perkembangan jaman membuktikan fashion merupakan makanan sehari-hari, dan teknologi internet yang melahirkan sosial media menjadi hal menarik yang saling keterkaitan. sehingga industri kreatif saling berlomba-lomba menawarkan aneka Tas wanita, dari mulai Tas branded hingga Tas unik dengan harga tertinggi hingga termurah sekaliput. Bahkan sekarang banyak sekali industri kreatif membuat bahan tas dari bahan daur ulang sekalipun. Mari kita intip macam-macam tas perempuan masa kini.
     Women Canvas Tote Bag
 
Tote bag merupakan tas pundak yang wajib kamu punya, karena model yang simple dan nyaman dipadu-padankan dengan pakaian apapun. Tote bag banyak diburu perempuan yang menyukai gaya casual. Untuk kamu mahasiswi/pelajar perempuan pastinya punya banyak sekali koleksi tote bag. Gak heran kalau motif tote bag sekarang  bervariasi, salah satunya Women Canvas Tote Bag ini wajib kamu punya bahan canvas dan motif berwarna membuat tampilanmu makin menarik, cocok banget melengkapi gaya casualmu seperti t-shirt polos dan jeans serta sepatu sneakers kamu punya.
    
 Three Buckles Handbag

   Handbag merpakan tas yang cocok buat kamu para perempuan karir. Perempuan yang bekerja di kantoran. Namun handbag ini juga cocok buat hangout dengan para sahabatmu. Model handbag sekarang juga tidak terlalu kolot untuk kamu padu padankan dengan dress yang kamu punya. Warna juga banyak memberikan kamu pilihan. So buat kamu para perempuan feminis handbag wajib kamu miliki.

                                                                                                         
   
 Sling Bag
 

            Satu lagi model tas yang banyak diburu para perempuan adalah Sling Bag. Sling Bag banyak dikoleksi oleh perempuan karena model yang simple dengan ukurannya yang kecil membuat Sling Bag menjadi top teratas pilihan perempuan. Nah sling bag ini cocok buat kamu yang males banget bawa dompet, karena sling bag dapat menyimpan barang-barang pentingmu dengan aman.
    Ransel


 



            Terakhir Ransel yang harus kamu koleksi karena akan merubah penampilanmu lebih menarik. Karena ransel membuatmu lebih cantik dan percaya diri. Simple namun masih terlhat elegan. Ransel mampu menyempurkan tampilanmu baik bagi perempuan casual maupun feminim sekalipun. Highheels maupun sneakers akan selaras saat kamu kenakan.
            Oke cukup review kali ini tentang koleksi perempuan, semoga kamu lebih sadar akan penampilanmu. Karena cantik itu milikmu.


Rabu, 05 Juli 2017

RASA

RASA

Dia berdiri menatap matahari pagi dengan waktu yang cukup lama, kemudian dia memejamkan matanya dan tersenyum merasakan hangatnya matahari. Dia selalu bangun pagi kemudian berlari untuk menikmati udara di pagi hari. Dia pemuda yang mencintai rasa kopi. Tak satupun rasa kopi yang dia abaikan. Kecintaannya terhadap rasa kopi membuat dia menjadi pencinta kopi. Hingga dia memanjakan lidahnya dengan sajian kopi yang dijajakan setiap kedai kopi. Namun dia tak pernah ingin menjadi barista kopi. Karena baginya dia hanya seorang penggemar rasa kopi. Rasa kopi yang bervariasi membuatnya menjadi manusia yang berbeda. Dari varian kopi yang berbeda dia menafsirkan hidupnya dengan rasa yang tertinggal di lidahnya. Hanya dia yang tahu rasa tersebut. Dia tak pernah berbagi dengan rasa yang ia cicipi. Namun satu ketika dia melihat perempuan yang yang tertawa girang di sudut kedai kopi. Dengan menatap perempuan itu dia menebak apa yang perempuan itu minum. Dalam pikiran dia perempuan tersebut meminum moccacino dengan perpaduan kopi dan caramel serta susu membuat perempuan itu bahagia. Namun dia salah menebak, perempuan itu meninggalkan bil pesanannya. Duo Expresso yang dia pesan. Namun pertanyaan yang ada dalam pikiran dia, kenapa perempuan itu memakai gelas yang biasanya digunakan untuk kopi susu? Kenapa bukan gelas khusus expresso? Dia menjadi tertarik untuk bertanya dengan perempuan tersebut. Setiap hari di jam yang sama dia menunggu perempuan itu duduk di sudut kedai kopi tersebut. Namun sudah seminggu dia menunggu, perempuan itu tak kunjung hadir. Alhasil dia bertanya kepada barista kedai kopi tersebut. Dia menanyakan hal tersebut, namun barista hanya menjawab,” saya tidak pernah bertanya alasannya, karena permintaan pelanggan pasti kami turuti”. Dia semakin penasaran dengan perempuan itu. Lalu dia memesan duo expresso dengan gelas yang sama dengan perempuan itu dan duduk di sudut kedai kopi. Tak ada yang berbeda dengan rasa kopinya hanya pahit yang tertinggal di lidah. Hampir putus asa dengan rasa yang perempuan tersebut paparkan. Ketika beranjak sebulan dia melihat dari luar jendela kedai tersebut, nampak perempuan itu duduk di sudut kedai kopi dengan  gelas putih di mejanya. Dengan rasa penasaran yang terus menghasut pikirannya, dia menghampiri perempuan itu lalu duduk dihadapannya. Dia bertanya kepada perempuan itu, “boleh saya lihat bil pesanan kamu”? tanpa basa-basi dia menatap perempuan itu dan mejulukan tangannya. Perempuan itu hanya menganggukan kepala yang artinya silahkan. Dia melihat dan membaca bil pesanan perempuan itu, sama duo expresso, dia kemudian bertanya kepada perempuan itu.
“bukankah ini gelas untuk kopi yang rasanya manis”?
“Kenapa kamu mengisinya dengan kopi yang rasanya pahit”?
“bolehkan saya tahu alasanya kenapa”?
Perempuan itu melempar senyuman kepada dia
“apa masalahnya kalau sesuatu yang tidak sesuai dengan tempatnya”?
“apa itu menjadi suatu masalah”?
“apa karena hidup harus sesuai dengan semestinya”?
“apa karena tempatnya kita harus menyesuaikan”?
“kenapa kita harus berbohong kalau hati menolak”?
Dia semakin tidak mengerti dengan ucapan perempuan itu. Lalu dia bertanya kembali kepadanya
“apa yang kamu rasakan ketika minum expresso dengan gelas tersebut”?
Perempuan itu hanya membalas dengan senyuman di wajahnya.
Namun perempuan itu berkata pelan,
“kamu akan merasakannya ketika kamu benar-benar menginginkan rasanya”.
“sama seperti cinta, jika kamu ingin cinta itu bahagia maka lakukanlah, namun ketika kamu pasrah dengan cinta kamu akan menerima apapun rasanya”.
Perempuan itu lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkan dia yang terdiam.


03 July 2017
Nurul Hambali

Kamis, 16 Februari 2017

SKENARIO FINISH MOVIE



FINISH

Short Movie


Monolog 1


Kehidupan adalah sebuah  misteri, menjelajah ruang setapak demi setapak, menerka bagai dawai tak berirama. Inilah kisahku dalam sebuah perjalanan menuju akhir penantian.



Monolog 2


Harapan hidup terkadang tak sesuai dengan keinginan itu wajar, namun bagaimana kita menyikapinya, bagaimana kita siap menjalaninya.

Masa : berjalan dan berhenti disebuah 




KARAKTERISTIK PEMERAN FINISH


Masa : Lelaki muda depresi dengan kehidupannya, karena keluarga yang tak lagi utuh, sehingga membuatnya terjerumus dalam dunia gelap ( drugs, sex )

Jean : Wanita muda sexy yang cinta hingga rela menjadi apa yang diinginkan Masa.


Target Produksi

Desember 2016


Lokasi
Jogyakata 





SINOPSIS FINISH

“ Di dunia nyata seperti kehidupan era modern saat, siapapun bebas berekspresi, bebas mengartikan, dan bebas menjalani kehidupan untuk apa selanjutnya. Masa adalah pemuda yang gagal dalam kehidupannya, mengartikan kehidupan sesuai dengan kehendaknya, sehingga membuat dia kalut dalam memilih kehidupan. Dengan mudah berekspresi membuat dia lupa tentang tujuan sebenarnya hidup. Sehingga jalan satu-satunya yang ditempuh olehnya ialah berhenti untuk berjalan dan mengakhiri untuk kematian”.







Senin, 23 Januari 2017

SAY GOOD BYE

A. Kenapa FINISH?
B. Hah...
A. Iya kenapa judulnya FINISH??
B. Oh.. karena gue udah kelar nulis, jadi judulnya FINISH
A. hah?? maksud gue itu..
B. maksud lu, knp gue nulis kisah FINISH?
A. Hemm
B. Karena waktu itu gue bosen sama hidup gue, bahkan sekarang gue masih merasakannya.
A. Bosen? kenapa gak mati aja
B. Maunya sih gitu, tapi masih takut dosa, dan takut jasad gue gak diterima bumi
A. Oh masih, ada rasa takut!!! emmm terus masih mau bosen sama hidup??
B. Hah? emmm bosen itu kan bukan suatu kemauan, tapi suatu yang timbul dari pikiran dan perasaan, dan itu datang secara beruntun dikehidupan gue.
A. hemmm berat dong kalau gitu, gimana kalau cobain untuk maki-maki hidup lu sendiri.
B. Hah? Buat apa? maki diri sendiri? iya kalau ngerubah nasib, kalau gak, kan kasian tetangga gue.
A. Kenapa tetangga? issshhh kamu jangan teriak, tapi diem dan coba emmm tusuk jari kamu pake jarum..
B. Ihhh ga ah, sakit dong, lagian kalau gue tusuk jari gue pake jarum trs ternyata jarum itu gak seteril, dan gue kena tetanus, hemmm makin bingung entar gue.
A. hahahaha lu terlalu cerdas dan terlalu bego tau gak,,
B. hemmm ya udah gak usah nasehatin gue
A. hahaha udah deh gak usah bete, yang penting lu bersyukur aja dulu, lagian menurut gue sih lu sendiri yang ngebuat hidup lu jadi ribet, lu terlalu banyak mikirin sesuatu, fikiran lu tu terlalu banyak cabang, sedang usaha lu dikit, dan lu terlalu banyak ngeluh ditambah lagi asupan nutrisi yang masuk ke badan lu itu gak sempurna. jadi jangan maksain deh
B. Huffttt resek lu, tapi okelah masih ada lu yang terus support gue dan selalu kasi semangat dan sekaligus jadi obat penenang gue, tapi lu harus tau, sekarang tu posisi gue diambang rasa malu. untuk itu ijinkan aku pejamkan mata AND SAY GOOD BYE
A. Hey.. kenapa?? kenapa kamu jadi pecundang, kenapa kamu kalah sama waktu, kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu beneran lelah, hey aku disini, aku selalu menunggumu disini, berharap kamu bahagia bertemuku, tapi kenapa kita bertemu, kenapa aku harus mendengar kata GOODBYE darimu, kenapa kamu begitu takut, kenapa harus aku yang tau masalahmu, kenapa aku yang harus menangung rasa sedihmu, kenapa?

MIMPI DARI GANG




MIMPI DARI GANG

             

     Berlari dari sebuah harapan, bermimpi dari dari lorong gang sempit rumahku. Namaku Panji, nama yang diberikan oleh bapakku, besar harapan bapak untuk masa depanku kelak, “PANJI” dalam bahasa jawa kuno (kawi) berati bendera atau tanda kebesaran. Aku bangga menyandang nama Panji. Dengan ungkapan bapak yang menggebu-gebu saat aku tanya kenapa bapak memberi namaku Panji.
      Aku bukan berasal dari keluarga mewah, tapi aku berasal dari keluarga yang pantang menyerah, bapakku seorang buruh bangunan disekitar komplek dekat gang rumahku. Ibuku seorang pembatu rumah tangga di perumahan mewah seberang gang sempitku. Aku bangga pada orang tuaku. Aku juga turut membantu orang tuaku untuk meringankan biaya kehidupan kami. Aku jalan dan jualan gorengan keliling sekitar tempat tinggalku, sebelum dan sesudah pulang sekolah aku selalu menawarkan daganganku, berteriak gorengan di setiap lorong yang kulewati. Aku tahu di usiaku sekarang tidak seharusnya aku bekerja. Tapi aku tidak pernah mengangap ini sebuah pekerjaan, ini adalah sebuah pintu gerbang yang menyambut masa depanku. Kenapa? Karena dari sini aku akan selalu bekerja keras menggapai cita-citaku.
        Aku sekarang duduk di kelas 4 SDN Buni Sari, jam sekolahku di siang hari. Jadi sebelum aku sekolah, aku mampir ke warung ibu Imah, warung yang menyediakan gorengan dan mengijinkan aku untuk berjualan keliling, aku senang ibu Imah mau membantuku mengagapai cita-citaku. 50 gorengan tertata rapi siap untuk dibawa keliling setiap harinya. Mulai dari gang sempit rumahku sampai ke luar wilayah perumahan mewah, yaitu jalanan besar atau aku sering sebut jalan raya.
      Tidak sering aku membawa sisa gorengan ke warung bu Imah, karena orang-orang tidak semuanya suka gorengan, apalagi gorengannya sudah dingin, lagi pula sudah banyak penjual gorengan dengan gerobak dan disajikan panas di sisi jalan raya. Tapi hal itu tidak pernah menyurutkan semangatku untuk berjualan, karena rezeky sudah diatur oleh Tuhan, aku sadar itu. Dan terlebih lagi ibu Imah gak pernah marah kalau daganganku tidak habis terjual, malah ibu Imah selalu memberikan sisa gorengan itu untuk aku bawa pulang. Upahku dari berjualan keliling 200 rupiah setiap satu gorengan, 1 gorengan dihargai 500 rupiah jadi kalau 50 gorengan habis terjual aku mendapatkan upah senilai 10.000 rupiah.
          Di pagi hari aku hanya berjualan sekitar gang rumahku saja, karena jam 12 aku harus berangkat sekolah, karena aku boleh berjualan tapi tidak untuk berhenti sekolah. Dan disekolah juga aku memanfaatkan istirahat untuk berdagang, untung juga sekolah tidak melarangku untuk berjualan asalkan tidak menggangu jadwal pelajaran. Tapi tidak semua teman-temanku beli gorenganku, jadi tidak banyak gorengan yang terjual di sekolah, untuk itu sehabis pulang sekolah aku lanjut berjualan sampai hari gelap.
          Aku sejak lahir sudah tinggal di Bandung, bapakku asli orang Solo merantau ke Bandung dan ketemu ibu di sini. Tapi aku hanya kenal Bandung di kawasan yang aku tempatin ini. Padahal luas kota Bandung sekitar kurang-lebih 167,7 KM2. Aku ingin sekali jalan-jalan keliling kota Bandung, tapi belum ada kesempatan. Jadi ini adalah salah satu cita-citaku yang aku catat di buku harianku. Semua cita-cita aku tulis di buku harapan itu.
          Hari ini adalah hari minggu, besar dan banyak waktu luangku untuk berjualan. Jadi aku leluasa dan santai berkeliling menjajakan gorengan. Gorengan, gorengan, aku berteriak di gang dan suaraku bergema memantul di kedua sisi dinding rumah yang disebut gang sempit ini. Tiba-tiba suara keras terdengar dari bilik perempatan gang, ku dengar diam dan dengar perlahan, suara anak-anak teriak dan tertawa terpingkal, aku semakin penasaran kulangkahkan kaki kedapan dan berhenti lalu perlahan ku dengar lagi, dan benar saja anak-anak sedang bermain di halaman rumah kecil. Aku berdiri didepan pagar rumah itu, lalu seorang pemuda dewasa menghampiriku, dia bertanya siapa namaku dan apa yang aku bawa ditanganku, lalu aku menjawab namaku panji aku seorang pedagang keliling gorengan, bolehkah aku menawarkan gorenganku disini? Tanyaku. Oh tentu saja boleh, silahkan masuk, jawab pemuda tersebut. Kemudian pemuda itu memperkenalkan dirinya hallo namaku Ridwan, aku dan teman-teman disini sedang bermain dan belajar. Hah? Jawabku, emm belajar di hari minggu tanyaku kepada pria itu, “iya belajarnya gak seperti di sekolah, belajar disini menyenangkan, tertawa dan bergembira bersama.” Jadi kalau Panji tertarik kamu boleh gabung bersama kita disini. Oh maaf aku bukannya tidak tertarik, tapi aku harus berjualan sekarang kalau tidak gorengan ini semakin dingin. Emm kalau seperti itu aku borong semua gorengan yang kamu miliki, kamu keberatan?? Oh tentu saja tidak, aku malah senang sekali, jadi aku tak perlu berkeringat untuk menjual gorengan ini.
        Akhirnya setiap minggu aku selalu menyempatkan waktuku bermain dan belajar di rumah tersebut, setelah itu aku lanjut berjualan. Tapi setiap minggu aku mengurangi porsi jualanku, karena aku sangat senang bermain dengan teman di rumah itu. Banyak hal yang aku dapat dari sini, terutama bergembira. Banyak hal yang aku dapat dari mulai bermain di atas gunung, hiking dan outbound. Dan paling seru ada kegiatan outing, tamsya keliling museum yang ada di Bandung, atau keliling kota Bandung melihat bangunan bersejarah. Akhirnya salah satu harapanku tercapai. Saat agenda itu tiba aku terlalu bersemangat sampai-sampai tak bisa tidur malamnya, sangking antuasias bertamsya besok ke pusat kota Bandung. Seperti apa ya gedung sate, alun-alun,mesjid agung, gedung merdeka,  semua melayang dikepalaku.
          Pagi ini semua berkumpul di pinggir jalan raya, menunggu angkot yang siap mengantarkan kami keliling kota Bandung. Hem senyum sumringah terpancar di wajahku, sampai kang Ridwan memanggil namaku 3 kali aku tak dengar. Ini pengalaman pertamaku keluar dari gang dan sekitar rumahku. Naik angkutan umum, melalui jalanan macet, hahhh rasanya luar biasa. Seharian penuh kami berkeliling kota Bandung, memandang dan terdiam disatu sudut, betapa indahnya kota Bandung. Hemm aku senang sekarang aku bisa merasakan Bandung seutuhnya, sampai-sampai aku lupa bertanya, tiba dijalan pulang aku bertanya kepada kang Ridwan, Kang ridwan alun-alun yang mana ya? Sangking takjubnya aku gak tau alun-alun yang mana? “Hah??  Emm Panji, ini pertama kalinya kamu keliling kota Bandung? Tanya kang Ridwan.” Iya kang ini pengalaman pertama jalan-jalan keluar wilayah rumah Panji. Jadi alun-alun yang mana kang?? “ Kang Ridwan tersenyum dan matanya berbinar lalu dia meneteskan air mata, kemudian dia menjawab pertanyaanku, “ Panji, jadikan tamsya kali ini adalah kenangan yang tak pernah kamu lupakan, jangan pernah sekali-kali kamu berhenti bermimpi, terus berusaha dan belajar keras, Panji kamu tau menara tinggi yang kita lihat tadi?? “menara yang dekat masjid kang? Kang ridwan tersenyum , iya itulah alun-alun”.  SEKIAN