Menunggu Senja
Seruput kopi hitam hisap sebatang
tembakau sambil menunggu senja tenggelam berganti malam. Tak ada waktu yang
tersisa terbuang sia-sia, aku duduk melamun menatap senja pada tabir dinding
diatas genteng rumahku. Burung – burung terbang melayang bebas diatas awan,
menari terhempas angin sepoy sore ini.
Berbisik hello ditelingaku, aku
menoleh ke kiri dan berbalik ke kanan tak kutemukan siapa yang bersuara. Hening
ketika kembali menatap kedepan. Pahit rasanya memandang saat penat ini
menghampiri. Kucoba memejamkan mata, berbaring sejenak dan menoleh ke atas
langit orange saat ini. Kutemukan ribuan jejak awan yang mulai memudar berganti
warna seakan mengisyaratkan suatu pertanda pada sebuah cerita kala ini. Aku tak
mampu menafsirkan jejak itu, aku kembali kalut menuai makna pada sebuah cerita
senja. Kuhembuskan nafas panjang dan kubuka mataku yang terpejam, tersenyum
kepada matahari yang hampir terbenam berbisik kepada angin dan kusampaikan
salam sapa untuk mereka yang menunggu SENJA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar