Rabu, 13 Mei 2015

SEPEDA

        Mengayuh alunan kaki sepada mengantarkanku pada sebuah impian sempurnanya hidup, berawal dari pukul 04.20 wib aku membuka mata berdiam diri sembari mengumpulkan ruh kembali. Terdengar suara azan yang bergema mengwali hariku. Berdoa sebelum mengambil handuk untuk membersihkan tubuhku dari semua bunga tidur. Dinginnya air kran yang mengalir dalam bak mandi tak membuatku takut walau tubuh hampir beku, bibir membiru dan jari2 tanganku mulai keriput karena dinginnya pagi. Kembali aku berdiam dan berdoa pada Tuhan atas nikmat setiap detiknya.

                Air yang sengaja kurebus dengan ricecooker mengeluarkan uap yang artinya air telah mendidih, 1 ½ sendok gula bercampur satu kantong teh siap meluncur dalam segelas air hangat. Sambil kuaduk lembut membayangkan perjalanan hari-hariku yang penuh kerikil – kerikil kecil sekitarku. Alunan lagu yang sengaja kustel dinotebook membuat kutersenyum dan menikmati pagi ini.

                Potongan martabak yang sengaja aku sisakan untuk sarapan menjadi pengisi perut dan sebatang rokok yang tersisa pada kotak bergambar racun menjadi teman rutin makan pagi. Tersentak dari khayalanku tiba-tiba hp berdering, bbm dari teman sekelasku “ hari ini ada tugas dey”? aku baru sadar hari ini mata kuliah Pengindeksan & abstrak perpustakaan, yang seminggu lalu dosen memberi tugas membuat bibliografi. “ ada, membuat min. 10 bibliografi”. Huft.. untung masih subuh aku masih sempat mengerjakan tugas kuliah, dan aku tidak terlalu ribet untuk mengerjakannya, karena hobbyku saat ini adalah membaca, dan koleksi buku yang kumiliki lebih dari sepuluh.

                Kembali aku melihat jam ditanganku, jarum jam menunjukan pukul 07.30 wib, waktunya aku membuka  pintu dan mengeluarkan sepeda untuk menjadi angkutan pribadiku. Berdiri dan berdim aku menatap matahari namun aku masih tetap tidak berani membuka mataku karena aku tidak kuat dengan silau sinarnya, jika ingin menantapnya aku sudah menyediakan kaca mata hitam sebagai pelindung. Tak perduli orang-orang sekelililngku menatap tanjam kearahku. Sebenarnya aku juga ingin melepas kaca mata ini. Namun mataku sensitif dengan cahaya matahari walau mereka tidak tahu itu. Dalam diriku banyak orang yang tidak tahu namun banyak juga orang yang mengenalku. Cukup dengan senyuman yang kulempar pada setiap orang, mungkin itu cara jitu untuk membuat orang lain beralih dari mengoreksi penampilanku dan membiarkannya lenyap dari pikiran mereka. Lagi-lagi aku orang pertama yang duduk dikoridor fakultas dan kembali kuambil sebatang rokok dan menghisapnya sebagai teman pendamping setia. Aku mahasiswa perantau. Orang tuaku asli sumetera namun bersuku banjar, aku terbiasa hidup sendiri, karena ayah mengajariku untuk survive dari kejamnya hidup. Maklum aku baru saja kehilangan ibu yang artinya aku harus siap dengan kondisisi apapun dan siap juga untuk mengganti teman curhat, setiap anak pasti menceritakan kejadian yang dilaluinya kepada ibu. Aku termasuk orang yang pasif dengan semua cerita hidup jadi jarang sekali aku berbincang dengan ibu untuk masalah pribadi, bagiku semua cerita tak harus kuceritakan pada ibu. Walau aku tahu rasanya ketika kita bercerita dengan ibu semua masalah pasti ada jalan keluarnya. namun karena sikapku yang terlalu cuek dengan itu maka biarkan semua masalah bergulir dikepalaku dan membiarkannya berputar serta mencari jalan keluarnya. Ayahku hanya seorang self employed jadi biaya hidupku sudah diatur dan batasi, aku tidak mengeluh hal itu karena aku tahu siapa ayahku. Untuk mengatasi kekurangku aku selalu mencari solusinya, ayah selalu berpesan apapu yang diberi dan kita punya kita tetap harus tetap bersyukur. Aku tidak pernah meminta yang bukan prioritasku walau itu sebagai pendukung kelangsungan hidup. Aku bertahan dengan semua aset yang kumiliki. Namun pada saat ini aku merasa cukup dengan apa yang diberi sam Tuhan melalui ayah. Hidupku sempurna aku tak sedikitpun merasa kekurangan. Karena benar bersyukur adalah cara ampuh untuk menikmati hidup ini.


                Aku bekerja dengan temanku menjadi pelayan sekaligus penggoreng tahu. Yah aku tidak mencari pekerjaan namun temanku tahu aku butuh. Yah sebenarnya tidak juga, karena aku merasa cukup tapi kalau lebih kenapa gak aku coba. Aku bekerja 5 hari dalam seminggu, karena temanku tahu jadwal kuliah dan dia merupakan orang terbaik yang kukenal. Aku kerja tanpa mengganggu jadwal kuliah jadi tak perlu khawatir untuk hal itu, selagi masih bisa kuliah dapat bonus untuk tambahan uang saku. Jam kerjaku juga sesuai dengan mauku. Start jam 11 hingga 11 malam. J hari-hariku penuh dengan rutinitas saat ini, jadi tak ada waktu yang kusia-siakan, semua bermanfaat. Namun terkadang aku merasa jenuh dengan itu karena tak ada waktu santai untuk bermain gitar dan lebih lama bergurau dengan sahabat. Tapi apa boleh buat aku mahasiswa yang sebentar lagi semester akhir, jadi harus siap-siap tempur untuk terjun didunia kerja. Ini juga menjadi awal untuk aku mulai bertanggung jawab. Sebab aku punya cita-cita untuk biayai sekolah kedua adikku. 


MAU TAHU KELANJUTANNYA? NANTIKAN BUKUNYA.. HEHEHE UNTUK KRITIK & SARAN KIRIM EMAIL SAJA KE SAYA.. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar